Posts

ESAI TENTANG MORALITAS

  CERMIN DIRI: SEBUAH TAFSIR MORALITAS Oleh; Mansur Arsyad Pada suatu akhir malam yang hening, seorang anak  bangun lebih awal dari orang-orang di sekitarnya. Ia memandang sekelilingnya dengan sedikit rasa bangga. Ia berkata kepada ayahnya bahwa orang-orang itu, yang masih lelap tertidur, seolah mati—tak satu pun yang bangun untuk menyembah Tuhannya. Tapi sang ayah, dengan penuh kearifan, membalas, “Wahai putraku, lebih baik kau juga tidur daripada menggunjing orang lain.” Esai ini bukan tentang tidur atau terjaga secara harfiah. Ini tentang kecenderungan manusia yang, ketika merasa telah mencapai kesadaran spiritual tertentu, tergoda untuk menilai orang lain. Ini bentuk godaan paling halus dalam dunia keagamaan: merasa lebih baik karena merasa lebih tahu, merasa lebih shaleh, merasa lebih dekat dengan Tuhan. Abdullah ibn Mubarak, seorang ulama yang terkenal kezuhudan dan kesederhanaannya meski memiliki kekayaan, pernah berkata, “Mungkin orang yang kamu remehkan lebih dicint...
  TAHUN BARU HIJRIYAH: SEBUAH JEDAH DALAM KEBISINGAN MODERNITAS Oleh Mansur Arsyad Tahun baru dalam kalender Hijriyah tidak datang dengan gemuruh, tiada pesta kembang api, dan tak ada hitung mundur waktu yang membelah kesunyiam malam. Ia tiba dalam senyap. Seakan cahaya lembut yang menyelinap diantara gemintang. Nyaris tidak disadari. Sebagian orang bahkan abai dengannya. Tapi ia membawa pesan: bahwa tidak semua permulaan harus diumbar dengan gegap gempita. Hari ini, 1 Muharram 1447 Hijriyah, bukan sekadar pergantian kalender, tetapi sebuah panggilan spiritual untuk melihat ulang arah perjalanan—baik sebagai pribadi, umat, maupun peradaban. Hijrah, yang menjadi penanda awal kalender Islam, bukan semata peristiwa geografis Nabi meninggalkan Mekah menuju Madinah. Ia adalah narasi eksistensial yang hidup dalam hati setiap menusia yang berserah diri. Perpindahan dari kegelapan menuju terang, dari keterikatan menuju kebebasan, dari tekanan menuju pengharapan. Dalam makna inilah ki...

SEBUAH ESAI REFLEKTIF

Image
                                                                                                          KETIKA NILAI AKADEMIK BERKATA LAIN                               Refleksi atas Kisah Al Gore, George W. Bush, dan Ilusi Meritokrasi                                                                                 Oleh: Mansur Arsyad Pada tahu...

ESENSI KURBAN

 KURBAN: SEBUAH TAFSIR REFLEKTIF Oleh: Mansur Arsyad  ====================================================================== Berkurban tidak berhenti pada proses penyembelihan. Ia hanya perjalanan awal untuk tiba pada pesan esensial tentang melepaskan. Tentang detachment—pelepasan dari segala bentuk keterikatan yang menjebak manusia dalam ilusi kepemilikan. Ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan Ismail, itu bukan ekpresi kekerasan, atau agresi sadis terhadap kemanusiaan, terhadap anak semata wayang yang sangat dicintainya. Itulah ujian ketundukan tertinggi, sekaligus pembebasan. Membebaskan diri dari cinta yang membelenggu. Sebuah transendensi. Bahwa yang paling kita cintai pun, jika sudah menjadi tabir antara kita dan kebenaran Tertinggi, harus kita lepaskan. Bukan karena kita membencinya, tapi justru karena kita mencintai dengan sadar. Pada domain sosial, kurban adalah kritik diam terhadap kerakusan. Di dunia yang dibangun di atas akumulasi dan kepemilikan, membagi daging...

MENAKAR USULAN PERPANJANGAN USIA PENSIUN PNS

Image
  MENAKAR USULAN PERPANJANGAN USIA PENSIUN PNS    Mansur Arsyad                                                                                                          Usulan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait perpanjangan usia pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) memunculkan beragam tanggapan . Dalam rancangan kebijakan yang diusulkan, batas usia pensiun bagi pejabat eselon III dan IV yang sebelumnya ditetapkan 58 tahun, diusulkan menjadi 60 tahun. Untuk Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, usia pensiun dinaikkan menjadi 62 tahun, sementara untuk Pejabat Pimpinan Tinggi Madya diusulkan menjadi 65 tahun.  Hal serupa juga diterapkan pada jabatan fungsional....

REFORMASI BIROKRASI: STRUKTURAL VERSUS KULTURAL

Image
  REFORMASI BIROKRASI: STRUKT URAL VERSUS KULTURAL Mansur Arsyad Bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia birokrasi, di Indonesia khususnya, merasakan bahwa karakteristik birokrasi kita masih terkesan “feodal”. Hubungan hierarkis yang kaku, budaya patronase yang mengakar, dan kecenderungan menempatkan status jabatan sebagai simbol kekuasaan masih menjadi fenomena yang sulit diubah. Padahal, reformasi birokrasi telah lama didengungkan dengan tujuan menciptakan sistem yang lebih efisien, dinamis, dan berorientasi pada pelayanan publik yang prima. Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan bahwa semangat transformasi ini terhambat oleh mentalitas lama yang masih kental dengan budaya feodalisme. Meskipun struktur birokrasi telah mengalami perubahan, kultur tersebut terus terbawa—terpancar dalam pola pikir dan praktik birokrasi sehari-hari. Mentalitas lama ini tidak hanya bertahan, tetapi juga menyusup ke dalam sistem baru yang dibangun atas nama transformasi atau bahka...

ARGUMENTUM AD HOMINEM

Image
  ARGUMENTUM AD HOMINEM                                                                  Mansur Arsyad Kita sering menyaksikan diskusi atau perdebatan di televisi. Berdebat pada dasarnya adalah sarana yang baik untuk menggali ide terbaik dan mencapai pemahaman yang lebih dalam. Namun, tidak jarang kita melihat perdebatan menjadi dangkal secara substansial karena berubah arah dari mengadu argumen menjadi menyerang pribadi. Serangan terhadap pribadi dalam suatu debat dikenal sebagai ad hominem . Cara tersebut tentu saja mendistorsi tujuan diskusi atau debat, mengalihkan fokus dari menggali realitas ke serangan personal, dan sudah pasti merusak esensi dialog yang seharusnya rasional dan produktif Ad hominem sendiri adalah istilah dalam logika dan retorika yang berasal dari bahasa Latin,...