ESAI TENTANG MORALITAS
CERMIN DIRI: SEBUAH TAFSIR MORALITAS Oleh; Mansur Arsyad Pada suatu akhir malam yang hening, seorang anak bangun lebih awal dari orang-orang di sekitarnya. Ia memandang sekelilingnya dengan sedikit rasa bangga. Ia berkata kepada ayahnya bahwa orang-orang itu, yang masih lelap tertidur, seolah mati—tak satu pun yang bangun untuk menyembah Tuhannya. Tapi sang ayah, dengan penuh kearifan, membalas, “Wahai putraku, lebih baik kau juga tidur daripada menggunjing orang lain.” Esai ini bukan tentang tidur atau terjaga secara harfiah. Ini tentang kecenderungan manusia yang, ketika merasa telah mencapai kesadaran spiritual tertentu, tergoda untuk menilai orang lain. Ini bentuk godaan paling halus dalam dunia keagamaan: merasa lebih baik karena merasa lebih tahu, merasa lebih shaleh, merasa lebih dekat dengan Tuhan. Abdullah ibn Mubarak, seorang ulama yang terkenal kezuhudan dan kesederhanaannya meski memiliki kekayaan, pernah berkata, “Mungkin orang yang kamu remehkan lebih dicint...